Daftar isi

Selasa, 26 Februari 2008

HUMOR

Suatu hari sebuah kelas berfoto bersama. Setelah foto jadi, Bu Guru membujuk anak-anak untuk membeli, tiap orang satu foto. Ia pun berkata kepada murid-muridnya, “Kalian seharusnya membeli foto ini, mumpung semua teman kalian di sini lengkap terkumpul. Foto ini akan memberikan kenangan yang manis. Suatu hari nanti ketika kalian sudah besar-besar dan melihat foto ini, saya yakin kalian pasti akan senang.”

Tak seorangpun berkata-kata, lalu Bu Guru melanjutkan, “Coba bayangkan, nanti kalian akan melihat foto ini dan berkata, “Oh ini si Tina, sekarang jadi dokter. Ini Totok, sekarang jadi pejabat, ini Tari yang sekarang jadi artis, ini…”

Seorang murid lelaki di belakang menyela, “Yang ini Bu Guru, sekarang sudah meninggal…”

Memecahkan Jendela dengan Bola

Ada seorang anak yang sedang bermain bola sendirian. Ia menendang bolanya terlalu keras dan memecahkan kaca rumah seorang wanita. Anak itu pun langsung berlari ketika wanita itu keluar dan meneriakinya. Si anak pun berpikir untuk kembali. Ia ingin agar bolanya dapat diambil lagi. Ia lalu berpikir cara apa yang dapat dilakukan.

Beberapa saat, anak itu pun mengetuk rumah wanita tadi dan berkata pada wanita tersebut, “Ayahku akan datang dan membetulkan jendela tersebut.”

Dan memang datanglah pria dengan kotak perkakas dan berkata pada wanita tersebut, “Permisi. Saya mau membetulkan jendela anda…”

Wanita itu pun mempersilahkan pria tersebut masuk untuk membetulkan jendelanya. Selagi pria itu membetulkan jendela, anak tadi meminta bolanya kembali. Wanita itu pun memberikan sambil berpesan agar lain kali hati-hati. Anak itu pun pulang.

Setelah selesai membetulkan jendela, sang pria tadi langsung memberikan tagihan kepada wanita tersebut. Wanita itupun kaget dan berkata, “Bukankah anda ayahnya?”

Si pria pun berkata, “Lho, bukankah anda ibunya?”

Minggu, 24 Februari 2008

SKUTER

MOTOR SPORT 2004(MASIH) MINIMALIS PLUS GAHAR
Soal permak tampang motor standar, modifikator Indonesia boleh dibilang paling sip. Segala model moge bisa ditiru, sayangnya kerap terjadi pemaksaan. Maksudnya basis motor sport lokal macam Honda Tiger, Kawasaki Ninja atau Suzuki Thunder punya tongkrongan 'mungil' jadi bengkak bin kedodoran saat berubah tampang ala Yamaha R-1.
Masuk 2004, saatnya barisan modifikator mulai introspeksi alias mencari jati diri ubahan motor sport lokal yang pas. Intinya, mesin yang cuma berkapasitas mentok sampai 250 cc nggak kebanting dengan baju (fairing) ala moge.
Lihat saja tren modif di Jepang yang balik ke gaya trail jadul (jaman dulu) atau scrambler. Pabrikan juga nggak kalah tanggapnya, Honda menawarkan FTR223, Yamaha pede jualan TW125 dan TW200 atau Suzuki menjagokan RV250.
Semuanya bergaya minimalis menonjolkan kegagahan mesin dan kaki-kaki. Arah modifnya disebut streetracker, pilihan gaya dari ban pacul, setang motokros dan tangki mungil. Atau campur aduk ban bulat macam donat, swing arm panjang, sepatbor tipis dan lampu bulat.
Sampai gaya dirttrack di Amrik pun sah dicontek. Lihat gaya sepatbor tifis menyatu ke jok yang rata dan ban tebal seperti Harley XR750 yang balapan di trek tanah oval. Buruan bikin tuh, biar jadi pelopor gaya streettracker.
Gaya telanjang ini rada nyambung kalau ngomongin streetfighter yang masih kabur batasnya dengan model naked bike. Banyak definisi soal tongkrongan sangar streetfighter saat diaplikasi ke Tiger atau Thunder. Tapi intinya, gaya petarung jalanan yang laris di Inggris ini menonjolkan sisi egois penunggangnya dan sang modifikator.
Sebut saja aplikasi jok sorangan yang nungging, menonjolkan kegagahan mesin korekan dan kaki-kaki gambot. Nah kalau naked bike itu istilah buat moge superbike pabrikan yang minus fairing alias terondol. Sebut saja Yamaha YZF-R6 yang punya saudara kembar Fazer 600.
Buat yang doyan pakai fairing, silakan buka majalah motor impor atau website pabrikan moge. Masuk tahun monyet kayu, moge superbike dunia demen garis tegas dan tajam untuk desain fairing.
"Model gembung atau bulat mulai ditinggalin, lihat saja bentuk Yamaha R-1 2004 yang serba runcing, kesannya sip membelah angin," sambar Budi Udin Fakkar yang rajin surfing internet cari info motor gress.
Termasuk tren dunia soal letak peredam knalpot yang dipasang di tengah alias di bawah buntut ala Moto GP, bakal dilalap oleh modifikator lokal. Keren sich!
Tambahan lagi nih, tren aplikasi kaki-kaki limbah bakal bergeser ke motor kelas 250 cc ke bawah. Sebut saja copotan Aprilia RS125, Cagiva Mito, Honda NSR125 Hornet, NSR250 atau Yamaha TZR125. Alasannya karena postur motor replika GP125 ini pas ke bodi motor sport ANDA.